PENGABDIAN YONIF LINUD 503/MK

1.         OPERASI PENUGASAN DALAM NEGERI.

          a.      Perang kemerdekaan di Jawa timur Tahun 1945-1946

            Karena anggota Kompi V lama tidak dapat dikumpulkan akhirnya dikeluarkan dari Batalyon DJAROT. Dengan dimasukkannya satu Kompi dari Pare pimpinan Kapten Wirdjohoediono, jadi Batalyon tetap 5 Kompi, dan penyusunan Batalyon DJAROT tidak mengganggu pelaksanaan operasi, serangan-serangan tetap dilaksanakan dan dilancarkan ke pertahanan tentara Sekutu dan sering mendapat hasil diantaranya pada tanggal 2 Januari 1946 serangan yang dilancarkan Batalyon DJAROT terhadap pertahanan tentara Sekutu di sektor Bambe (antara Sepanjang dan Menganti) dapat membunuh tentara Inggris dan Gurkha sebanyak 60 orang, merampas senjata dan merebut serta menduduki pertahanan musuh. Serangan terhadap pertahanan musuh di sektor Cerme (antara Benjeng dan Menganti) setelah pertempuran selama  empat jam dapat merebut dan menduduki kubu musuh.

            Tidak luput juga selain melaksanakan serangan terhadap pertahanan musuh, sering juga pertahanan Batalyon DJAROT dapat serangan dari tentara musuh tetapi tidak pernah berhasil, akibat serangan Batalyon DJAROT yang berhasil menduduki pertahanan musuh di sektor Benjeng, tentara Inggris mengerahkan kekuatan besar-besaran lebih dari satu Resimen merebut kembali pertahanannya. Dalam pertempuran yang sengit ini biarpun kita menderita beberapa orang korban, pertahanan Batalyon DJAROT tidak dapat di tembus musuh dan tentara Inggris mundur ke Surabaya.
           
            Batalyon 107 belum sempat untuk mengadakan konsolidasi dan reorganisasi setelah selesai penumpasan pemberontakan PKI, kemudian langsung menghadapi serangan Belanda pada tanggal 19 Desember 1948 (Clash kedua).

            Pada tanggal 21-12-1948 sektor pertahanan Batalyon 107 mendapat serangan besar-besaran dari tentara Belanda. Dalam pertempuran ini biarpun kekuatan tidak seimbang di mana tentara Belanda sangat banyak, anggota Batalyon 107 tidak pernah menunjukkan rasa gentar. Korban banyak yang jatuh dari anggota Batalyon termasuk Letnan satu Wirjohoediono (Danki III) luka, juga dipihak tentara Belanda mengalami korban yang tidak sedikit.


            Selama perang kemerdekaan Batalyon 107 MAYANGKARA (Yon III Res III DIV VI,  menjadi Batalyon 114 Res 32 DIV VI, menjadi Batalyon 107 Brigade XIX DIV I, menjadi Batalyon 503) telah menunjukkan prestasi luar biasa, di samping itu Batalyon mengalami kerugian yang besar di mana anggota banyak yang gugur menghiasi pusara Ibu Pertiwi di Taman Makam Pahlawan. Kerugian yang di alami 200 orang gugur , senjata 8 pucuk terdiri dari  1 cuk Canon 4 cm, 2 cuk Mortir, 1 cuk Canon 2 cm, 1 cuk KM, 1 cuk Pistol, 3 cuk LE dan 4 buah kendaraan terdiri dari 1 truk terbakar kena tembakan, 2 sedan terampas musuh dan 1 sedan terbakar kena tembakan.

            Mendengar perintah nomor I (Satu) yang dikeluarkan Panglima Besar Jenderal Soedirman tentang perubahan taktik perjuangan, Batalyon 107 merubah taktik Reguler ke taktik Perang Gerilya. Pasukan dipencar di kota Surabaya, Bojonegoro, Kedungadem, dan sekitar pegunungan Kendeng (Oeksongo, Watu Ulo, Bunten, Tondomulyo) dengan Markas Batalyon di Kedungadem. Selanjutnya dari daerah-daerah Basis Gerilya ini, Batalyon 107 melaksanakan serangan-serangan ke pos-pos Belanda.

            Atas jasa-jasanya Batalyon ini Presiden RI telah menganugerahkan “BINTANG GERILYA“ pada tanggal 5-10-1949 kepada kesatuan ini yang waktu itu bernama Batalyon 107 KMK Surabaya.

b.         Penumpasan Pemberontakan PKI Madiun tahun 1948.

            Pemberontakan PKI pada tanggal 18 September 1948 yang dipimpin MUSO, mengadakan Teror kepada rakyat dan membunuh semua pejabat pemerintah di Madiun dan sekitarnya, pemberontakan ini meluas sampai ke Jawa Tengah sehingga merupakan ancaman terhadap kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia yang sedang berperang melawan penjajah Belanda, sehingga Presiden Republik Indonesia menyatakan bahwa Negara dalam keadaan bahaya.TNI dari Jawa Tengah dan Jawa Timur di gerakan menumpas pemberontakan PKI MUSO tersebut. Batalyon 107 yang menguasai sektor Surabaya Barat dan Bojonegoro karena mendapat tugas menghancurkan PKI di Madiun, terpaksa membagi pasukannya, sebagian menguasai daerah pertahanan tetap dan sebagaian dipimpin Komandan Batalyon  berangkat ke Madiun menumpas PKI.


            Taktik yang digunakan oleh Batalyon 107 memasuki daerah PKI adalah dengan menyamar memakai tanda pengenal PKI (ikat kepala merah) sehingga dengan cepat dapat menguasai daerah dan instansi Vital serta menghancurkan PKI yang mempertahankannya. Dalam operasi ini Batalyon dapat merampas senjata diantaranya senjata kaliber 12,7 mm, 13,2 mm, mortir dan senjata otomatis

            Instansi Listrik dan instansi vital lainnya setelah dirampas diserahkan kepada penguasa Militer setempat. Di daerah Bojonegoro Batalyon 107 berhasil menangkap tokoh PKI Letkol Herman Soeprapto dan Soemirah (setan betina). Setelah penumpasan PKI Madiun selesai Komandan Batalyon dan pasukannya kembali ke sektor pertahanan.


c.         Operasi Penumpasan RMS di Maluku tahun 1952-1953
.
            Pada tanggal 23 Agustus 1952 Batalyon sampai di Maluku dan ditugaskan di Seram Utara dengan daerah operasi sektor VIII Resimen Infanteri 25 kompas “D“ mengganti Yonif 125 Bukit Barisan .

            Dislokasi pasukannya adalah sebagai berikut : Markas Batalyon di Wakai, Kompi I di Sawai, Kompi II di Roko, Kompi III di Pasakari, Kompi IV di Kobi dan Setty. Anggota yang tinggal di Sulawesi Selatan setelah selesai mengikuti latihan menyusul ke daerah operasi

            Selama 10 bulan melaksanakan operasi Batalyon banyak berhasil pada pertempuran menghancurkan pemberontakan sehingga dalam waktu singkat RMS dapat diselesaikan. Setelah selesai melaksanakan operasi, pada tanggal 26 Mei 1953 laporan selesai penugasan kepada panglima TT VII di Makasar dan sampai di Surabaya tanggal 29 Mei 1953, kemudian Batalyon kembali ke Basis di Rambi Puji Jember, Semboro, Kencong dan mengadakan konsolidasi.
Dalam tugas operasi ke Maluku, KUDA PUTIH MAYANGKARA ikut dengan pasukan dan kembali ke basis Batalyon dipindahkan ke Situbondo pada  tanggal 2 Pebruari 1954 sesuai perintah TT  V .

d.         Operasi Penumpasan DI/TII Kahar Muzakar  Tahun 1955-1956
           
            Pada tanggal 30 Juli 1955 Batalyonif 503 berangkat melaksanakan operasi penumpasan DI/TII Kahar Muzakar ke sektor Bontain Sulawesi Selatan. Setelah sampai di Makasar, laporan kepada panglima TT.VII selanjutnya dikirim ke daerah operasi dengan dislokasi, Markas Batalyon, Kompi Ma dan Ton Ban di Balangnipah, Kompi I pimpinan Johir  Harahap di Bikeru, Kompi II pimpinan Letda Mardjan di Sinjai dan kompi III pimpinan Letda Kapoti Jono di Tenete sedangkan Basis Batalyon di Situbondo. Selama operasi ini dapat menembak musuh dan merampas senjata, namun menerima kerugian 1 orang gugur Dalam operasi ini KUDA PUTIH MAYANGKARA ikut melaksanakan tugas dan gugur bersama anggota Batalyon dimakamkan di daerah Balangnipah Sinjai. Pada tanggal 15 April 1956 Batalyon pimpinan Kapten Dawoet kembali dari operasi dan konsolidasi di Situbondo masuk ke Kompi masing-masing.


e.         Operasi Penumpasan DI/TII Kahar Muzakar Tahun 1956-1957.   

            Pada tanggal 27 Desember 1956 berangkat melaksanakan tugas operasi ke daerah Sulawesi Selatan dalam rangka penumpasan pemberotakan DI/TII Kahar Muzakar Yonif 503 dipimpin oleh Mayor Salek Munir. Setelah laporan kepada panglima TT.VII pada tanggal 7 Januari 1957 kemudian ditugaskan di sektor daerah Palopo. Kompi-kompi ditempatkan di lokasi masing-masing terdiri dari markas Batalyon, Kompi Markas dipimpin Lettu Soeharmadji, Kompi Ban dipimpin Lettu Soelaiman,  Kompi II dipimpin Lettu Johir Harahap di Bajo, Kompi III dipimpin Letda Tamdjis di Cilangkang dan kompi IV pimpinan Abdul Karim Lettu di Soeli. Selama melaksanakan tugas operasi Yonif banyak berhasil di dalam pertempuran, di samping tugas tempur Yonif 503 juga melaksanakan bakti membangun jembatan yang dihancurkan oleh gerombolan sehingga rakyat sangat bersimpati. Pada tanggal 1 Nopember 1957 setelah selesai melaksanakan tugas Operasi Yonif 503 kembali ke Basis di Situbondo Jatim.

f.          Operasi Penumpasan Permesta Tahun 1958-1959.

            Berdasarkan perintah operasi Panglima TT.VII/Brawijaya Nomor PO-62/9/1958 tanggal 1 Oktober 1958 Yonif 503 dipimpin Mayor Salek Munir berangkat melaksanakan tugas operasi ke Kodam XIII Manado, Sulawesi Utara dalam rangka menumpas pemberontakan Permesta. Dislokasi Pasukan dalam daerah operasi adalah sebagai berikut : Markas Batalyon, Ki Ma dipimpin Lettu Soehardjito, Ki Ban dipimpin Lettu Soelaiman di Tanah Wangko, Kompi I dipimpin Kapten Johir Harahap di Lemo, Kompi II dipimpin Kapten Mardjan di Paneleng, Kompi III dipimpin Kapten Kaptijono di Jailolo Paleleh, dan Kompi IV dipimpin oleh Lettu Soedjarjanto di Lemoh. Selama penugasan operasi Batalyon banyak mengalami keberhasilan. Pada tanggal 27 Desember 1959 Batalyon selesai melaksanakan tugas operasi dan kembali ke basis di Madura. Selanjutnya Danyon, Mayor Salek Munir dipindahkan sebagai penggantinya Mayor Kosprapto pada tanggal 20 Nopember 1960.

g.         Operasi Penumpasan DI/TII Kahar Muzakar tahun 1963.

            Setelah latihan persiapan selesai, pada tanggal 16 Januari 1963 Yonif 503 berangkat tugas operasi penumpasan gerombolan DI/TII Kahar Muzakar di Sulawesi Tengah.

            Penugasan pertama di Toli-toli, setelah daerah itu aman dari gangguan gerombolan, pada tanggal 26 Juli 1963 Batalyon dipindahkan ke daerah operasi yang baru di Daerah Minahasa, Tomohon, Tondano dan Air Madidi.

            Dalam penugasan ini Batalyon berhasil menciptakan keamanan di daerah Toli-Toli dari gangguan gerombolan.Pada tanggal 26-10-1963 kembali ke basis setelah selesai melaksanakan tugas operasi dalam keadaan aman dan selamat.

h.         Operasi Jaladara/Dwikora Tahun 1965-1966.
           
            Dengan politik konfrontasi pemerintah terhadap Malaysia dan di keluarkan Dwi Komando Rakyat oleh presiden, Yonif 503/BS mendapat tugas menjaga perbatasan antara Kalimatan Timur dan Malaysia.

            Berdasarkan perintah operasi Pangdam VIII/Brawijaya Nomor : PO-01/ 1965 tanggal 25 Januari 1965, Yonif/BS pada tanggal 25 Maret 1965 berangkat ke Kalimantan Timur melaksanakan operasi Jaladara dalam rangka Dwikora.

            Pada saat Batalyon melaksanakan operasi terjalin Coup De Etat yang dilancarkan oleh G.30.S/PKI terhadap pemerintah Indonesia yang sah dan gugurnya Perwira-perwira TNI-AD, sehingga situasi pelaksanaan Dwikora jadi berubah. Pada tanggal 11 Juni 1966 Yonif 503/BS kembali ke basis di Tuban dan siap melaksanakan tugas operasi penumpasan G.30.S/PKI.

i.          Operasi Penumpasan G.30.S/PKI Tahun 1966. 

            Satu bulan masa konsolidasi setelah Batalyon kembali dari operasi Dwikora, langsung ditugaskan melaksanakan operasi penumpasan G.30.S/ PKI. Pada tanggal 27 Juli 1966 Yonif 503/BS melaksanakan tugas operasi penumpasan G.3O.S/PKI di Jawa Timur dengan daerah-daerah tanggung jawabnya adalah Tuban, Bojonegoro, Lamongan, Gresik, Bangkalan, Pamekasan dan Sumenep. Penugasan ini berlangsung sampai akhir tahun 1966.

 j.         Operasi penumpasan GPK Tahun 1977

            Operasi penumpasan GPK (Gerombolan Pengacau Keamanan) di Timor-Timor. Berdasarkan Surat perintah Pangkostrad Nomor : Sprin/1187/XI/1977 tanggal 22 Nopember 1977 dan surat Perintah Danbrigif Linud 18/Trisula Nomor Sprin/011/I/1978 tanggal 12 Januari 1978 Yonif Linud 503 pada tanggal 26 Januari 1978 berangkat dari Sidoarjo dan pada tanggal 27 Januari 1978 menumpang kapal laut Teluk Tomini berangkat dari pelabuhan Ujung Surabaya menuju Dili dengan jumlah personel 647 orang Danki A Kapten Bambang yang sedang mengikuti Suspatih, sementara diganti Kapten FX Pramudio dari Brigade sedangkan 5 orang Danton yang sedang mengikuti Susdanton diganti sementara dari Brigade.

k.         Operasi seroja Tahun 1978-1979

            Tanggal 30-1-1978 Batalyon sampai di Dili dan langsung Danki ke atas diberikan Briefing oleh Staf Kodahankam Tim-Tim tentang operasi yang sedang dan akan dilaksanakan.
            Operasi di sektor B / Barat (daerah Ermera dan Liquisa). berdasarkan radiogram Pangdahankam Tim-Tim Nomor : TR/ 274 / 2/ 1978 Twp 0130 1200, Yonif Linud 503 TMT 2-2-1978 BP dan RTP-7/ II selaku Dansektor B / Barat.


Anggota Yonif Linud 503 mendarat di Pantai Dili.

            Pada 151400 serah terima daerah operasi sebagian kab Lautem dari Yonif 508 kepada Yonif Linud 503 dilaksanakan di Gedung Pertemuan Lospalos disaksikan Dan RTP-18/Kostrad Letkol ATS Siagian, dengan tugas pokok Batalyon adalah meningkatkan klasifikasi daerah operasi dari Rawan II menjadi Tenang dan mengajukan BDDT dari sepanjang Jalan raya Lautem – Lospalos – Lore ke arah Barat sepanjang sungai Namailda dan Sungai Namaluto. Dislokasi pasukan dipecah

l.          OperasiSeroja II Tahun 1981-1982

            Berdasarkan Radiogram Pangdam VIII/Braw. Nomor : STR/105/1981 tanggal 22 Mei 1981 tentang rencana umum AMD Manunggal IV tahun 1981/1982 maka dari tanggal 25 Mei s.d. 9 Juni 1981 1 Kompi dipimpin Kapten Inf S. Hadi Susanto melaksanakan AMD manunggal IV ke daerah Kab Bondowoso.

            Berdasarkan surat perintah Pangkostrad Nomor Sprin/1126/X/1981 tanggal 20-10-1981 tentang perintah pemberangkatan Yonif Linud 503/AY ke Rah Ops Tim-Tim. Setelah tiba di sana kompi-kompi diberi sektor masing-masing sekitar Laga Osso, Gunung Builo dan Uatulari.



            Berdasarkan surat perintah Danbrigif Linud 18/Trs Nomor Sprin/307/ XII/1981 tanggal 22 Desember 1981 pimpinan Batalyon diserahterimakan kepada Mayor Inf S. Tambunan di Osso Lequimata Gunung Builo Tim-Tim. Sejak tanggal 22 Desember 1981 Batalyon dipimpin oleh Mayor Inf S. Tambunan dalam rangka meneruskan tugas Ops di daerah Tim-Tim.

            Berdasarkan surat perintah Laksus Nusa Tenggara Nomor Sprin/468/Kamda/ VII/1982 tanggal 16-7-1982 tentang pengembalian Yonif Linud 503/AY ke Basis. Pada tanggal 22 Juli 1982 tiba di Home Base dan tanggal 25 Juli 1982 mengikuti HUT Brigif Linud 18/Trs sampai tanggal 28 Juli 1982 di Malang.    Sejak tanggal 22 Desember 1981 Batalyon dipimpin oleh Mayor Inf S. Tambunan dalam rangka meneruskan tugas Ops di daerah Tim-Tim.

Angota yonif linud 503 saat d ginung Builo

            Berdasarkan surat perintah Laksus Nusa Tenggara Nomor Sprin/468/Kamda/ VII/1982 tanggal 16-7-1982 tentang pengembalian Yonif Linud 503/AY ke Basis.

            Pada tanggal 22 Juli 1982 tiba di Home Base dan tanggal 25 Juli 1982 mengikuti HUT Brigif Linud 18/Trs sampai tanggal 28 Juli 1982 di Malang.


  

Anggota Yonif Linud 503 saat mendapatkan pucuk

m.        Operasi seroja III Tahun 1984-1985

            Pada penugasanya pada waktu itu di pimpin oleh Letkol inf Dwi asmoro yang berada di daerah Timor timur

n.         Operasi Seroja IV Tahun 1994-1995

            Komandan Batalyon Infanteri Linud 503/MK dipimpin oleh Letkol Inf Sukimin dari tanggal 3 Juli 1994 s.d. 5 Januari 1996, dan melaksanakan tugas Operasi Seroja IV tahun 1994 s.d. 1996 di Timor-Timur bersama Letkol Inf Sunarko.

o.         Operasi Pam Rah Irian jaya Tahun 1996

            Komandan Batalyon Infanteri Linud 503/MK dipimpin oleh Mayor Inf Yoga S. Kartayudha dari tanggal 5 Januari 1996 s.d. 17 Juli 1996 dan melaksanakan tugas Operasi Pam Rah Irja tahun 1996 di Irian Jaya di pimpin oleh Wadan Yonif Linud 503 Mayor Inf Udin Supidin karena Komandan Yonif Linud 503 melaksanakan sekolah Seskoad. Pada pelaksanaan tugas tersebut Yonif Linud 503 berhasil dalam pelaksanaannya. Hal ini ditandai dengan tidak adanya korban personel maupun materiil serta obyek penugasan tidak terjadi kerusuhan
Pengiriman logistik di daerah terpencil di Papua

p.         Pam Pemilu Timor timur 1997

Komandan Batalyon Infanteri Linud 503/MK dipimpin oleh Letkol Inf Wahyudi dari tanggal 17 Juli 1996 s.d. 15 Agustus 1997 dan melaksanakan tugas Operasi Pam Pemilu tahun 1997 di Timor-Timur dan NTT.

q.         Pam Rah Wan Ambon Tahun 1999

Komandan Batalyon Infanteri Linud 503/MK dipimpin oleh Letkol Inf Robert Lumempouw dari tanggal 15 Agustus 1997 s.d. 23 Juli 1999. Satuan Yonif Linud 503 sebagai pasukan PPRC TNI, satuan ini di tugaskan ke daerah Ambon

 sebagai Pam Rah Ambon pada tahun 1999. pada penugasan ini tidak ada korban personel maupun materiil serta gejolak pada daerah penugasan.Pada pelaksanaan tugas ini Yonif Linud 503 berhasil dalam pelaksanaanya. Hal ini ditandai  dengan dapat merampas berbagai macam senjata tajam dan 12 pucuk pistol rakitan,14 pucuk senjata rakitan pada saat pelaksanaan sweeping.

r.          Operasi PAM Obvitnas PT. FIC  Tahun 2000-2001

            Komandan Batalyon Infanteri Linud 503/MK dipimpin oleh Letkol Inf Muslimin Akib dari tanggal 23 Juli 1999 s.d. 2 Juli 2001 dan melaksanakan tugas Operasi Pam Obvitnas PT. FIC tahun 2000 s.d. 2001 di Irian Jaya. pada penugasan ini tidak ada korban personel maupun materiil serta gejolak pada daerah penugasan.

s.         Operasi Pam Rah Wan Ambon Tahun 2001-2003

            Komandan Batalyon Infanteri Linud 503/MK dipimpin oleh Letkol Inf Tri Suwandono dari tanggal 2 Juli 2001 s.d. 1 April 2003 dan melaksanakan tugas Pam Rahwan tahun 2002 di Ambon. pada penugasan di ambon yang ke dua ini  tidak ada korban personel maupun materil serta mampu mengamankan gejolak antar suku pada daerah penugasan tersebut dan memulihkan citra TNI di masyarakat.

t.          Operasi Opslihkam NAD Tahun 2004-2005

            Komandan Batalyon Infanteri Linud 503/MK dipimpin oleh Letkol Inf Bahman dari tanggal 21 Pebruari 2004 s.d. 06 Mei 2006 dan melaksanakan tugas Opslihkam NAD tahun 2004 s.d. 2005 di Nangroe Aceh Darussalam. pada penugasan tersebut diperoleh 12 pucuk senjata organik dan beberapa senjata rakitan dari separatins GAM serta mengalami kerugian 1 orang gugur dalam kecelakaan hely di Ds Juli - Takengon Aceh Utara a.n. Pratu Irawan Pujiatmoko serta 3 orang mengalami luka tembak dalam penghadangan di Ds Jambo Aye Simpang Keuramat  serta 1 orang Kelana Yudha a.n. Pratu Fathan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

rilis 138503 apel gelar pasukan persiapan pilkada serentak

  Satgas Yonif 503/Mayangkara Hadiri Apel Gelar Pasukan Seluruh Apkam Kabupaten Nduga Satgas Pamtas Mobile RI-PNG Yonif 503/Mayangkara Koops...