1. OPERASI PENUGASAN DALAM NEGERI.
a. Perang kemerdekaan di Jawa timur Tahun 1945-1946
Karena anggota Kompi V lama tidak dapat dikumpulkan akhirnya
dikeluarkan dari Batalyon DJAROT. Dengan dimasukkannya satu Kompi dari
Pare pimpinan Kapten Wirdjohoediono, jadi Batalyon tetap 5 Kompi, dan
penyusunan Batalyon DJAROT tidak mengganggu pelaksanaan operasi,
serangan-serangan tetap dilaksanakan dan dilancarkan ke pertahanan
tentara Sekutu dan sering mendapat hasil diantaranya pada tanggal 2
Januari 1946 serangan yang dilancarkan Batalyon DJAROT terhadap
pertahanan tentara Sekutu di sektor Bambe (antara Sepanjang dan
Menganti) dapat membunuh tentara Inggris dan Gurkha sebanyak 60 orang,
merampas senjata dan merebut serta menduduki pertahanan musuh. Serangan
terhadap pertahanan musuh di sektor Cerme (antara Benjeng dan Menganti)
setelah pertempuran selama empat jam dapat merebut dan menduduki kubu
musuh.
Tidak luput juga selain melaksanakan serangan terhadap pertahanan
musuh, sering juga pertahanan Batalyon DJAROT dapat serangan dari
tentara musuh tetapi tidak pernah berhasil, akibat serangan Batalyon
DJAROT yang berhasil menduduki pertahanan musuh di sektor Benjeng,
tentara Inggris mengerahkan kekuatan besar-besaran lebih dari satu
Resimen merebut kembali pertahanannya. Dalam pertempuran yang sengit ini
biarpun kita menderita beberapa orang korban, pertahanan Batalyon
DJAROT tidak dapat di tembus musuh dan tentara Inggris mundur ke
Surabaya.
Batalyon 107 belum sempat untuk mengadakan konsolidasi dan reorganisasi
setelah selesai penumpasan pemberontakan PKI, kemudian langsung
menghadapi serangan Belanda pada tanggal 19 Desember 1948 (Clash kedua).
Pada
tanggal 21-12-1948 sektor pertahanan Batalyon 107 mendapat serangan
besar-besaran dari tentara Belanda. Dalam pertempuran ini biarpun
kekuatan tidak seimbang di mana tentara Belanda sangat banyak, anggota
Batalyon 107 tidak pernah menunjukkan rasa gentar. Korban banyak yang
jatuh dari anggota Batalyon termasuk Letnan satu Wirjohoediono (Danki
III) luka, juga dipihak tentara Belanda mengalami korban yang tidak
sedikit.
Selama perang kemerdekaan Batalyon 107 MAYANGKARA (Yon III Res III DIV
VI, menjadi Batalyon 114 Res 32 DIV VI, menjadi Batalyon 107 Brigade
XIX DIV I, menjadi Batalyon 503) telah menunjukkan prestasi luar biasa,
di samping itu Batalyon mengalami kerugian yang besar di mana anggota
banyak yang gugur menghiasi pusara Ibu Pertiwi di Taman Makam Pahlawan.
Kerugian yang di alami 200 orang gugur , senjata 8 pucuk terdiri dari 1
cuk Canon 4 cm, 2 cuk Mortir, 1 cuk Canon 2 cm, 1 cuk KM, 1 cuk Pistol,
3 cuk LE dan 4 buah kendaraan terdiri dari 1 truk terbakar kena
tembakan, 2 sedan terampas musuh dan 1 sedan terbakar kena tembakan.
Mendengar perintah nomor I (Satu) yang dikeluarkan Panglima Besar
Jenderal Soedirman tentang perubahan taktik perjuangan, Batalyon 107
merubah taktik Reguler ke taktik Perang Gerilya. Pasukan dipencar di
kota Surabaya, Bojonegoro, Kedungadem, dan sekitar pegunungan Kendeng
(Oeksongo, Watu Ulo, Bunten, Tondomulyo) dengan Markas Batalyon di
Kedungadem. Selanjutnya dari daerah-daerah Basis Gerilya ini, Batalyon
107 melaksanakan serangan-serangan ke pos-pos Belanda.
Atas jasa-jasanya Batalyon ini Presiden RI telah menganugerahkan
“BINTANG GERILYA“ pada tanggal 5-10-1949 kepada kesatuan ini yang waktu
itu bernama Batalyon 107 KMK Surabaya.
b. Penumpasan Pemberontakan PKI Madiun tahun 1948.
Pemberontakan PKI pada tanggal 18 September 1948 yang dipimpin MUSO,
mengadakan Teror kepada rakyat dan membunuh semua pejabat pemerintah di
Madiun dan sekitarnya, pemberontakan ini meluas sampai ke Jawa Tengah
sehingga merupakan ancaman terhadap kelangsungan hidup Negara Republik
Indonesia yang sedang berperang melawan penjajah Belanda, sehingga
Presiden Republik Indonesia menyatakan bahwa Negara dalam keadaan
bahaya.TNI dari Jawa Tengah dan Jawa Timur di gerakan menumpas
pemberontakan PKI MUSO tersebut. Batalyon 107 yang menguasai sektor
Surabaya Barat dan Bojonegoro karena mendapat tugas menghancurkan PKI di
Madiun, terpaksa membagi pasukannya, sebagian menguasai daerah
pertahanan tetap dan sebagaian dipimpin Komandan Batalyon berangkat ke
Madiun menumpas PKI.
Taktik yang digunakan oleh Batalyon 107 memasuki daerah PKI adalah
dengan menyamar memakai tanda pengenal PKI (ikat kepala merah) sehingga
dengan cepat dapat menguasai daerah dan instansi Vital serta
menghancurkan PKI yang mempertahankannya. Dalam operasi ini Batalyon dapat merampas senjata diantaranya senjata kaliber 12,7 mm, 13,2 mm, mortir dan senjata otomatis
Instansi Listrik dan instansi vital lainnya setelah dirampas diserahkan
kepada penguasa Militer setempat. Di daerah Bojonegoro Batalyon 107
berhasil menangkap tokoh PKI Letkol Herman Soeprapto dan Soemirah (setan
betina). Setelah penumpasan PKI Madiun selesai Komandan Batalyon dan
pasukannya kembali ke sektor pertahanan.
c. Operasi Penumpasan RMS di Maluku tahun 1952-1953
.
Pada tanggal 23 Agustus 1952 Batalyon sampai di Maluku dan ditugaskan
di Seram Utara dengan daerah operasi sektor VIII Resimen Infanteri 25
kompas “D“ mengganti Yonif 125 Bukit Barisan .
Dislokasi pasukannya adalah sebagai berikut : Markas Batalyon di Wakai,
Kompi I di Sawai, Kompi II di Roko, Kompi III di Pasakari, Kompi IV di
Kobi dan Setty. Anggota yang tinggal di Sulawesi Selatan setelah selesai
mengikuti latihan menyusul ke daerah operasi
Selama 10 bulan melaksanakan operasi Batalyon banyak berhasil pada
pertempuran menghancurkan pemberontakan sehingga dalam waktu singkat RMS
dapat diselesaikan. Setelah selesai melaksanakan operasi, pada tanggal
26 Mei 1953 laporan selesai penugasan kepada panglima TT VII di Makasar
dan sampai di Surabaya tanggal 29 Mei 1953, kemudian Batalyon kembali ke
Basis di Rambi Puji Jember, Semboro, Kencong dan mengadakan
konsolidasi.
Dalam
tugas operasi ke Maluku, KUDA PUTIH MAYANGKARA ikut dengan pasukan dan
kembali ke basis Batalyon dipindahkan ke Situbondo pada tanggal 2
Pebruari 1954 sesuai perintah TT V .
d. Operasi Penumpasan DI/TII Kahar Muzakar Tahun 1955-1956
Pada tanggal 30 Juli 1955 Batalyonif 503 berangkat melaksanakan operasi
penumpasan DI/TII Kahar Muzakar ke sektor Bontain Sulawesi Selatan.
Setelah sampai di Makasar, laporan kepada panglima TT.VII selanjutnya
dikirim ke daerah operasi dengan dislokasi, Markas Batalyon, Kompi Ma
dan Ton Ban di Balangnipah, Kompi I pimpinan Johir Harahap di Bikeru,
Kompi II pimpinan Letda Mardjan di Sinjai dan kompi III pimpinan Letda
Kapoti Jono di Tenete sedangkan Basis Batalyon di Situbondo. Selama
operasi ini dapat menembak musuh dan merampas senjata, namun menerima
kerugian 1 orang gugur Dalam operasi ini KUDA PUTIH MAYANGKARA ikut
melaksanakan tugas dan gugur bersama anggota Batalyon dimakamkan di
daerah Balangnipah Sinjai. Pada tanggal 15 April 1956 Batalyon pimpinan
Kapten Dawoet kembali dari operasi dan konsolidasi di Situbondo masuk ke
Kompi masing-masing.
e. Operasi Penumpasan DI/TII Kahar Muzakar Tahun 1956-1957.
Pada tanggal 27 Desember 1956 berangkat melaksanakan tugas operasi ke
daerah Sulawesi Selatan dalam rangka penumpasan pemberotakan DI/TII
Kahar Muzakar Yonif 503 dipimpin oleh Mayor Salek Munir. Setelah laporan
kepada panglima TT.VII pada tanggal 7 Januari 1957 kemudian ditugaskan
di sektor daerah Palopo. Kompi-kompi ditempatkan di lokasi masing-masing
terdiri dari markas Batalyon, Kompi Markas dipimpin Lettu Soeharmadji,
Kompi Ban dipimpin Lettu Soelaiman, Kompi II dipimpin Lettu Johir
Harahap di Bajo, Kompi III dipimpin Letda Tamdjis di Cilangkang dan
kompi IV pimpinan Abdul Karim Lettu di Soeli. Selama melaksanakan tugas
operasi Yonif banyak berhasil di dalam pertempuran, di samping tugas
tempur Yonif 503 juga melaksanakan bakti membangun jembatan yang
dihancurkan oleh gerombolan sehingga rakyat sangat bersimpati. Pada
tanggal 1 Nopember 1957 setelah selesai melaksanakan tugas Operasi Yonif
503 kembali ke Basis di Situbondo Jatim.
f. Operasi Penumpasan Permesta Tahun 1958-1959.
Berdasarkan perintah operasi Panglima TT.VII/Brawijaya Nomor
PO-62/9/1958 tanggal 1 Oktober 1958 Yonif 503 dipimpin Mayor Salek Munir
berangkat melaksanakan tugas operasi ke Kodam XIII Manado, Sulawesi
Utara dalam rangka menumpas pemberontakan Permesta. Dislokasi Pasukan
dalam daerah operasi adalah sebagai berikut : Markas Batalyon, Ki Ma
dipimpin Lettu Soehardjito, Ki Ban dipimpin Lettu Soelaiman di Tanah
Wangko, Kompi I dipimpin Kapten Johir Harahap di Lemo, Kompi II dipimpin
Kapten Mardjan di Paneleng, Kompi III dipimpin Kapten Kaptijono di
Jailolo Paleleh, dan Kompi IV dipimpin oleh Lettu Soedjarjanto di Lemoh.
Selama penugasan operasi Batalyon banyak mengalami keberhasilan. Pada
tanggal 27 Desember 1959 Batalyon selesai melaksanakan tugas operasi dan
kembali ke basis di Madura. Selanjutnya Danyon, Mayor Salek Munir
dipindahkan sebagai penggantinya Mayor Kosprapto pada tanggal 20
Nopember 1960.
g. Operasi Penumpasan DI/TII Kahar Muzakar tahun 1963.
Setelah latihan persiapan selesai, pada tanggal 16 Januari 1963 Yonif
503 berangkat tugas operasi penumpasan gerombolan DI/TII Kahar Muzakar
di Sulawesi Tengah.
Penugasan pertama di Toli-toli, setelah daerah itu aman dari gangguan
gerombolan, pada tanggal 26 Juli 1963 Batalyon dipindahkan ke daerah
operasi yang baru di Daerah Minahasa, Tomohon, Tondano dan Air Madidi.
Dalam penugasan ini Batalyon berhasil menciptakan keamanan di daerah
Toli-Toli dari gangguan gerombolan.Pada tanggal 26-10-1963 kembali ke
basis setelah selesai melaksanakan tugas operasi dalam keadaan aman dan
selamat.
h. Operasi Jaladara/Dwikora Tahun 1965-1966.
Dengan
politik konfrontasi pemerintah terhadap Malaysia dan di keluarkan Dwi
Komando Rakyat oleh presiden, Yonif 503/BS mendapat tugas menjaga
perbatasan antara Kalimatan Timur dan Malaysia.
Berdasarkan perintah operasi Pangdam VIII/Brawijaya Nomor : PO-01/ 1965
tanggal 25 Januari 1965, Yonif/BS pada tanggal 25 Maret 1965 berangkat
ke Kalimantan Timur melaksanakan operasi Jaladara dalam rangka Dwikora.
Pada saat Batalyon melaksanakan operasi terjalin Coup De Etat yang
dilancarkan oleh G.30.S/PKI terhadap pemerintah Indonesia yang sah dan
gugurnya Perwira-perwira TNI-AD, sehingga situasi pelaksanaan Dwikora
jadi berubah. Pada tanggal 11 Juni 1966 Yonif 503/BS kembali ke basis di
Tuban dan siap melaksanakan tugas operasi penumpasan G.30.S/PKI.
i. Operasi Penumpasan G.30.S/PKI Tahun 1966.
Satu bulan masa konsolidasi setelah Batalyon kembali dari operasi
Dwikora, langsung ditugaskan melaksanakan operasi penumpasan G.30.S/
PKI. Pada tanggal 27 Juli 1966 Yonif 503/BS melaksanakan tugas operasi
penumpasan G.3O.S/PKI di Jawa Timur dengan daerah-daerah tanggung
jawabnya adalah Tuban, Bojonegoro, Lamongan, Gresik, Bangkalan,
Pamekasan dan Sumenep. Penugasan ini berlangsung sampai akhir tahun
1966.
j. Operasi penumpasan GPK Tahun 1977
Operasi penumpasan GPK (Gerombolan Pengacau Keamanan) di Timor-Timor.
Berdasarkan Surat perintah Pangkostrad Nomor : Sprin/1187/XI/1977
tanggal 22 Nopember 1977 dan surat Perintah Danbrigif Linud 18/Trisula
Nomor Sprin/011/I/1978 tanggal 12 Januari 1978 Yonif Linud 503 pada
tanggal 26 Januari 1978 berangkat dari Sidoarjo dan pada tanggal 27
Januari 1978 menumpang kapal laut Teluk Tomini berangkat dari pelabuhan
Ujung Surabaya menuju Dili dengan jumlah personel 647 orang Danki A
Kapten Bambang yang sedang mengikuti Suspatih, sementara diganti Kapten
FX Pramudio dari Brigade sedangkan 5 orang Danton yang sedang mengikuti
Susdanton diganti sementara dari Brigade.
k. Operasi seroja Tahun 1978-1979
Tanggal 30-1-1978 Batalyon sampai di Dili dan langsung Danki ke atas
diberikan Briefing oleh Staf Kodahankam Tim-Tim tentang operasi yang
sedang dan akan dilaksanakan.
Anggota Yonif Linud 503 mendarat di Pantai Dili.
Pada 151400 serah terima daerah operasi sebagian kab Lautem dari Yonif
508 kepada Yonif Linud 503 dilaksanakan di Gedung Pertemuan Lospalos
disaksikan Dan RTP-18/Kostrad Letkol ATS Siagian, dengan tugas pokok
Batalyon adalah meningkatkan klasifikasi daerah operasi dari Rawan II
menjadi Tenang dan mengajukan BDDT dari sepanjang Jalan raya Lautem –
Lospalos – Lore ke arah Barat sepanjang sungai Namailda dan Sungai
Namaluto. Dislokasi pasukan dipecah
l. OperasiSeroja II Tahun 1981-1982
Berdasarkan Radiogram Pangdam VIII/Braw. Nomor : STR/105/1981 tanggal
22 Mei 1981 tentang rencana umum AMD Manunggal IV tahun 1981/1982 maka
dari tanggal 25 Mei s.d. 9 Juni 1981 1 Kompi dipimpin Kapten Inf S. Hadi
Susanto melaksanakan AMD manunggal IV ke daerah Kab Bondowoso.
Berdasarkan surat perintah Pangkostrad Nomor Sprin/1126/X/1981 tanggal
20-10-1981 tentang perintah pemberangkatan Yonif Linud 503/AY ke Rah Ops
Tim-Tim. Setelah tiba di sana kompi-kompi diberi sektor masing-masing
sekitar Laga Osso, Gunung Builo dan Uatulari.
Berdasarkan surat perintah Danbrigif Linud 18/Trs Nomor Sprin/307/
XII/1981 tanggal 22 Desember 1981 pimpinan Batalyon diserahterimakan
kepada Mayor Inf S. Tambunan di Osso Lequimata Gunung Builo Tim-Tim.
Sejak tanggal 22 Desember 1981 Batalyon dipimpin oleh Mayor Inf S.
Tambunan dalam rangka meneruskan tugas Ops di daerah Tim-Tim.
Berdasarkan surat perintah Laksus Nusa Tenggara Nomor Sprin/468/Kamda/
VII/1982 tanggal 16-7-1982 tentang pengembalian Yonif Linud 503/AY ke
Basis. Pada tanggal 22 Juli 1982 tiba di Home Base dan tanggal 25 Juli
1982 mengikuti HUT Brigif Linud 18/Trs sampai tanggal 28 Juli 1982 di
Malang. Sejak tanggal 22 Desember 1981 Batalyon dipimpin oleh Mayor
Inf S. Tambunan dalam rangka meneruskan tugas Ops di daerah Tim-Tim.
Angota yonif linud 503 saat d ginung Builo
Berdasarkan surat perintah Laksus Nusa Tenggara Nomor Sprin/468/Kamda/
VII/1982 tanggal 16-7-1982 tentang pengembalian Yonif Linud 503/AY ke
Basis.
Pada tanggal 22 Juli 1982 tiba di Home Base dan tanggal 25 Juli 1982
mengikuti HUT Brigif Linud 18/Trs sampai tanggal 28 Juli 1982 di Malang.
Anggota Yonif Linud 503 saat mendapatkan pucuk
m. Operasi seroja III Tahun 1984-1985
Pada penugasanya pada waktu itu di pimpin oleh Letkol inf Dwi asmoro yang berada di daerah Timor timur
n. Operasi Seroja IV Tahun 1994-1995
Komandan Batalyon Infanteri Linud 503/MK dipimpin oleh Letkol Inf
Sukimin dari tanggal 3 Juli 1994 s.d. 5 Januari 1996, dan melaksanakan
tugas Operasi Seroja IV tahun 1994 s.d. 1996 di Timor-Timur bersama
Letkol Inf Sunarko.
o. Operasi Pam Rah Irian jaya Tahun 1996
Komandan Batalyon Infanteri Linud 503/MK dipimpin oleh Mayor Inf Yoga
S. Kartayudha dari tanggal 5 Januari 1996 s.d. 17 Juli 1996 dan
melaksanakan tugas Operasi Pam Rah Irja tahun 1996 di Irian Jaya di
pimpin oleh Wadan Yonif Linud 503 Mayor Inf Udin Supidin karena Komandan
Yonif Linud 503 melaksanakan sekolah Seskoad. Pada pelaksanaan tugas
tersebut Yonif Linud 503 berhasil dalam pelaksanaannya. Hal ini ditandai
dengan tidak adanya korban personel maupun materiil serta obyek
penugasan tidak terjadi kerusuhan
Pengiriman logistik di daerah terpencil di Papua
p. Pam Pemilu Timor timur 1997
Komandan
Batalyon Infanteri Linud 503/MK dipimpin oleh Letkol Inf Wahyudi dari
tanggal 17 Juli 1996 s.d. 15 Agustus 1997 dan melaksanakan tugas Operasi
Pam Pemilu tahun 1997 di Timor-Timur dan NTT.
q. Pam Rah Wan Ambon Tahun 1999
Komandan
Batalyon Infanteri Linud 503/MK dipimpin oleh Letkol Inf Robert
Lumempouw dari tanggal 15 Agustus 1997 s.d. 23 Juli 1999. Satuan Yonif
Linud 503 sebagai pasukan PPRC TNI, satuan ini di tugaskan ke daerah
Ambon
sebagai
Pam Rah Ambon pada tahun 1999. pada penugasan ini tidak ada korban
personel maupun materiil serta gejolak pada daerah penugasan.Pada
pelaksanaan tugas ini Yonif Linud 503 berhasil dalam pelaksanaanya. Hal
ini ditandai dengan dapat merampas berbagai macam senjata tajam dan 12
pucuk pistol rakitan,14 pucuk senjata rakitan pada saat pelaksanaan
sweeping.
r. Operasi PAM Obvitnas PT. FIC Tahun 2000-2001
Komandan Batalyon Infanteri Linud 503/MK dipimpin oleh Letkol Inf
Muslimin Akib dari tanggal 23 Juli 1999 s.d. 2 Juli 2001 dan
melaksanakan tugas Operasi Pam Obvitnas PT. FIC tahun 2000 s.d. 2001 di
Irian Jaya. pada penugasan ini tidak ada korban personel maupun materiil
serta gejolak pada daerah penugasan.
s. Operasi Pam Rah Wan Ambon Tahun 2001-2003
Komandan Batalyon Infanteri Linud 503/MK dipimpin oleh Letkol Inf Tri
Suwandono dari tanggal 2 Juli 2001 s.d. 1 April 2003 dan melaksanakan
tugas Pam Rahwan tahun 2002 di Ambon. pada penugasan di ambon yang ke
dua ini tidak ada korban personel maupun materil serta mampu
mengamankan gejolak antar suku pada daerah penugasan tersebut dan
memulihkan citra TNI di masyarakat.
t. Operasi Opslihkam NAD Tahun 2004-2005
Komandan Batalyon Infanteri Linud 503/MK dipimpin oleh Letkol Inf
Bahman dari tanggal 21 Pebruari 2004 s.d. 06 Mei 2006 dan melaksanakan
tugas Opslihkam NAD tahun 2004 s.d. 2005 di Nangroe Aceh Darussalam.
pada penugasan tersebut diperoleh 12 pucuk senjata organik dan beberapa
senjata rakitan dari separatins GAM serta mengalami kerugian 1 orang
gugur dalam kecelakaan hely di Ds Juli - Takengon Aceh Utara a.n. Pratu
Irawan Pujiatmoko serta 3 orang mengalami luka tembak dalam penghadangan
di Ds Jambo Aye Simpang Keuramat serta 1 orang Kelana Yudha a.n. Pratu
Fathan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar